Minggu, 26 Oktober 2008

Tradisi Tabot

Tradisi Tabot mengakar dari kematian Husien Bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas di tangan Yazid bin Muawiyah di Padang Karbala tahun 61 Hijriah. Di Bengkulu, tradisi kematian Husien ini dinamakan Tabot. Dan belum lama ini dirayakan selama 10 h

Tradisi ini pertama kali dibawa masuk ke Bengkulu oleh para pekerja asal Bengalih, India berabad - abad silam. Ada 9 tahapan ritual yang intinya adalah mengumpulkan kembali potongan-potongan tubuh Husien yang dicincang Yazid.

Tradisi dimulai dengan ritual mengambil tanah di Pantai Nala. Kemudian duduk penja. Setelah semalam suntuk mengikuti ritual menjara, esok malamnya tanggal 7 Muharam, kembali Kami turun ke jalan untuk melihat langsung ritual mengarak penja.

Berbeda dengan menjara, tidak ada gegap gempita. Mengarak penja yang sudah didudukan dalam keranda ini hanya dilakukan anak muda yang memikul Tabot kecil berisi penja. Atau benda yang diibaratkan potongan tangan Husien dan mereka mengaraknya keliling kampung. 17 kelompok mengarak Tabot kecil mereka menuju Lapangan Merdeka.

Disini ke 17 Tabot yang diusung dari kampung masing-masing melakukan soja atau penghormatan dengan dua Tabot kecil yang statusnya di tuakan.

8 Muharam. Ada sesajian khusus untuk mengarak sroban yakni nasi kejri. Nasi yang dibuat dari campuran beras dan kacang hijau, serta sesajian sayur 7 rupa.

Setelah mengarak jari-jari, kini ritual mengarak bagian kepala Husien atau arak seroban. Dari pengamatana Kami, dua kelompok Tabot yang melakukan persiapan khusus untuk ritual ini. Seroban yang akan diarak berupa kain putih yang dilipat menyerupai bentuk kepala Husien yang dipengal Yazid.

Kendati hanya persiapan, Kami melihatnya sebagai sebuah ritus rumit dan sangat sakral. Setelah seroban disimpan di Gerga, sesajian dikeluarkan sebagai wujud syukur. Namun kali ini ada warga yang berebut seperti dalam prosesi duduk penja. Sehingga Kamipun bisa turut mencicipinya.

Malam pun tiba. Mengarak seroban dimulai dengan memindahkan jari-jari serta seroban atau kepala Husien kedalam Tabot kecil. Barisan Tabot kecil berisi seroban dan penja kembali melakukan penghormatan pada Tabot tua. Ritual ini pada intinya ingin memberitahu kepada masyarakat, bahwa bagian kepala dan jari-jari Husien telah ditemukan.

Apa sebenarnya Tabot. Benda inilah yang sebenarnya paling penting dalam upacara ini. Tabot berarti kotak kayu atau peti. Konon kabarnya, menurut cerita para leluhur ketika Husien Bin Abi Thalib tewas dalam perang, turun sebuah bangunan kotak mirip masjid yang menutupi tubuh Husien. Lalu mengangkat jasadnya ke langit.

Saat Kami tiba di Bengkulu, sebagian warga yang menyambut perayaan ini sibuk membangun Tabot. Kami mampir kesalah satu rumah warga untuk mengetahui bagaimana Tabot dibuat.

Bagi warga disini, Tabot tidak hanya ritual yang sakral, namun pesta rakyat. Salah satu warga yang Kami temui adalah Wasnafiah. Sebagai suami dari keturunan Tabot Imam sejak awal Januari keluarganya sudah membuat Tabot yang tingginya 8 meter ini. Setiap upacara Tabot ia selalu membuat sebuah Tabot sakral dan Tabot pembangunan.

Biaya pembuatan ini tentu saja tidak kecil. Tak jarang mereka harus menyisihkan dana khusus setiap tahun untuk membuat Tabot. Tabot sakral yang akan ikut perayaan Tabot kali ini hanya 17 buah.

Sesuai dengan jumlah kelompok keturunan Tabot saat ini. Bentuk Tabot sakral sangat khusus, simetris dan tidak memiliki anak. Karena kesakralannya, Tabot ini hanya boleh dibuat dari pelepah rumbia dan bambu.

Konon zaman dulu, warna Tabot dan pernak pernik pada Tabot sakral juga harus sesuai dengan permintaan leluhur yang datang melalui mimpi. Namun bentuknya juga mirip masjid.

Tabot Naek Pangkek

Dua hari menjelang puncak upacara Tabot, warga Bengkulu seolah berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan Tabot. Rupanya waktu sebulan bagi mereka belum cukup untuk menghias Tabot, seolah masih saja ada yang kurang.

Warga disini membuat dua macam Tabot. Tabot sakral dan pembangunan yang sifatnya hanya meramaikan saja. Hari ini sebagian warga bersiap melakukan prosesi Tabot Naek Pangkek. Yakni menyempurnakan kembali Tabot yang mereka buat dengan menyambungkan bagian bawah dengan puncak Tabot.

Kesibukan Kami lihat saat di rumah salah satu warga yang membuat Tabot Imam Kampung Batu. 99 persen Tabot sakral yang mereka buat hampir selesai. Bagian puncak yang harusnya selesai dipasang di siang hari, ternyata sudah lebih dulu mereka kerjakan dengan alasan untuk mengejar waktu.

Tabot terdiri dari tingkatan dengan satu puncak. Untuk menghindari kabel listrik di jalan, puncak Tabot setinggi 8 meter ini diikatkan tali, sehingga sewaktu-waktu bagian puncak bisa ditundukan.

Ini adalah Tabot sakral mirip Tabot Imam Pasar Melintang. Bentuknya agak lebih berbeda dengan Tabot sakral lain. Saat ini Tabot sakral sedang menunggu saat untuk prosesi Naek Pangkek. Sebelum prosesi, Imam memindahkan lebih dulu penja, tanah dan seroban dari Tabot yang lebih kecil kedalam Tabot sakral ini.

Sesudah Naek Pangkek, Tabot yang sudah berisi dan indah dipandang inipun diarak menuju Lapangan Merdeka dengan diiringi bunyi-bunyian dol dan talsa. Ini dinamakan arak gedang.

Arak-arakan ini beraknir di Lapangan Merdeka. Tabot sakral dan Tabot pembangunan ditaruh berjejer ditempat terpisah hingga seluruh Tabot lengkap. Tabot ini dibarikan pershaf atau disebut Tabot bersanding.

Kami merasakan suasana di lapangan Merdeka menjadi semarak bak pasar malam. Tabot pembangunan dengan berbagai kreasi seperti kuda terbang dan bunga raflesia raksasa ikut meramaikan suasana dan mendapat perhatian dari masyarakat.

Kesempatan ini dimanfaatkan masyarakat untuk berfoto bersama keluarga didepan Tabot. Pada malam ini juga akan ada juri yang memberi penilaian pada Tabot. Dan yang dinilai bagus akan menjadi pemenangnya.

Tabot Tebuang

Puncak perayaan upacara Tabot akhirnya tiba. Setelah 9 hari rangkaian upacara berlangsung, esoknya dilakukan ritual Tabot Tebuang. Tabot Tebuang adalah ritual menguburkan kembali potongan - potongan tubuh Husien Bin Ali Bin Abi Thalib.

Pukul 9 pagi. 17 Tabot sakral yang berada di Lapangan Merdeka dibawa masuk satu persatu memasuki Gedung Daerah. Diperlukan 7 hingga 8 orang untuk mendorong gerobak yang membawa Tabot sebesar ini.

Pawai pun dimulai. Berada di barisan paling depan adalah para Imam Tabot. Disusul pembawa jari-jari dan Tabot sakral. Tabot Panglima ini ibarat panglima perang yang memimpin pasukan. Dibelakangnya Tabot Bangsal, Tabot Imam dan tabot yang lain.

Hari ini Kami baru bisa melihat dengan jelas beragam bentuk Tabot yang dibuat warga selama sebulan penuh. Sebagian Tabot sengaja dibuat untuk menghindari kabel listrik yang melintang di jalan.

Ritual ini menyedot perhatian warga Bengkulu. Dalam sekejap jalanan di kota ini semarak dengan barisan Tabot dengan beragam warna dan bentuk. Selain Tabot Sakral, turut dalam pawai ini 80 tabot pembangunan atau Tabot versi pemerintah yang dibuat untuk meramaian upacara ini.

Sekitar 3 kilometer perjalanan yang harus Kami tempuh, teriknya matahari memaksa Kami dana peserta pawai harus memperlambat jalan untuk menghemat tenaga. Ritual ini seolah mengambarkan perjalanan Tabot menuju Padang Karbala. Yakni medan pertempuran dimana Husien Bin Ali bin Thalib bertarung dengan pasukana Yazid.

Arak-arakan berhenti sesaat untuk melakukan sholat Dzuhur. Barisan Tabot berubah. Tabot Panglima berpindah ke barisan ketiga dan Tabot Imam kini berada di barisan depan. Para imam melakukan penghormatan kepada Salmah, nenek berusia 95 tahun yang menjadi juru kunci gerbang.

Ia konon keturunan kelima Syah Bedar Abdullah. Tanpa ijin dia, Tabot tidak bisa masuk. Dialog yang dilakukan kedua tokoh ini adalah usaha untuk meluruskan bila ada kesalahan saat upacara berlangsung. Terkadang terjadi perang urat syaraf, karena masing-masing mempertahankan pendapat.

Rombongan Tabot akhirnya diijinkan masuk ke lokasi yang berisi 3 makam tua. Tabot akhirnya tiba di tempat yang di tuju yakni lokasi pemakaman Imam Sengolo, tokoh Tabot asal Bengala, India yang memperkenalkan dan melestarikan upacara ini.

Kami diberitahu bahwa wanita kemasukan roh leluhur. Kami mulai merasakan suasana mistis. Penja dan seroban yang diibaratkan telapak tangan dan kepala Husien diletakkan di makam.

Bau kemenyan menambah kental suasana mistis. Penja dan seroban akan dibawa pulang kembali, hanya tanah yang diambil di awal upacara dikubur di lokasi ini.

Lokasi ini seolah juga menjadi pemakaman Tabot Sakral. Tabot yang dibuat selama sebulan penuh dibuang disini. Konon dahulu, Tabot dibuang ke jurang. Namun situasi saat ini sudah tidak memungkinkan.

Pembuangan Tabot ini adalah sebuah satir kepada kaum Yazid dan Bani Umayah yang rela membuang keimaman mereka demi kekuasaan. Tuntas sudah jalannya upacara selama 10 hari. Kami merasakan lelahnya mengikuti jalannya upacara ini. Namun sekaligus memuaskan.

Tradisi sakral yang berumur ratusan tahun ini hingga kini masih diupayakan untuk dilestarikan dengan menjadikannya sebagai bagian dari sebuah pesta budaya. Namun disini lain, Kami melihat banyak ritual yang sudah bergeser. Dengan melakukan penambahan dan pengurangan disana sini. Semoga warisan turun temurun ini tidak berubah bentuk sekedar menjadi musim industri untuk menarik wisatawan.

Sejarah Tabot


PDF Print













Tabot adalah suatu perayaan massal dengan bermacam upacara ritual. Pelaksanaan acara Tabot dirayakan setiap tanggal 1 s/d 10 Muharram setiap tahun. Perayaan ini dimaksudkan untuk mengenang kembali wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW (Hasan dan Husien) dalam membela dan menegakkan Islam di Karabella Irak pada bulan Muharram 61 H.

BUDAYA TABOT



Tabot berasal dari kata At-Tabut yang secara harfiah memiliki arti kotak atau peti. At-Tabut sudah ada sejak zaman Nabi Musa dan Harun, pada waktu itu At-Tabut dibawa turun ke bumi oleh malaikat. Menurut kepercayaan Bani Israel, At-Tabut ini adalah sebuah peti atau kotak tempat menyimpan jenazah pemimpin mereka. Mereka meyakini bahwa At-Tabut harus tetap berada di tangan mereka karena hal ini akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya musibah akan datang apabila At-abut tidak berada di tangan mereka.At-Tabut dalam bentuk yang lain muncul pada waktu terjadi perang antara Amir Hussain (cucu Nabi Muhammad SAW) melawan kaum Khawarij di Padang Karbala (Irak). Dalam pertempuran di Karbala Amir Hussain dan pengikutnya mengalami kekalahan karena jumlah yang tidak seimbang. Amir Hussain sendiri gugur dengan tangan dan kepala yang terpisah dari badan. Ketika tubuh Amir Hussain yang sudah tidak berkepala dan bertangan itu diketemukan kembali oleh para pengikutnya, maka turunlah bangunan aneh yang sangat indah dan mengangkat tubuh Amir Hussain. Para pengikut Amir Hussain yang sangat menyayangi pemimpin mereka ikut bergelantungan pada bangunan indah yang terbang itu, dan pada saat itu terdengar suara yang berkata : “Kalau kamu sayang kepada Hussain, buatlah bangunan berbentuk indah ini setiap sepuluh hari dalam bulan Muharram guna mengenang para syuhada yang gugur di Padang Karbala”. Bangunan indah yang membawa jenazah Hussain itu kemudian disebut Tabut (Tabot dalam dialek bahasa Bengkulu). Sejak saat itu perayaan Tabut dilaksanakan setiap tahun selama 10 hari dalam bulan Muharram oleh para pengikut Imam Hussain.Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad. Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah). Setibanya di Bengkulu kaum Syiah penyayang Amir Hussain ini langsung melaksanakan rangkaian Upacara Ritual Tabot yang diselenggarakan selama 10 hari, yakni dari akhir bulan Dzulhijjah 756 H sampai dengan tanggal 10 Muharram 757 H. Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu. Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Syekh Burhanuddin hidup di Bengkulu pada masa Inggeris sudah masuk ke Bengkulu, yakni antara tahun 1685 sampai dengan 1825.

Kerajinan Kulit Kerang

Berbagai lampu yang unik dan barang yang cantik ini, merupakan produk kerajinan dari kulit kerang. Sangat cocok untuk penghias ruangan. Pembuatnya tangan - tangan terampil para perajin kulit kerang.

Berbagai jenis produk krajinan dari kulit kerang ini tidak saja dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke mancanegara.

Disinilah lokasi sentra kerajinan kulit kerang. Pemiliknya Ibu Hajjah Siti Nur Handiah. Lebih dari dua ribu jenis produk kerajinan dari kulit kerang dibuat disini.

Mulai dari berbagai jenis produk penghias ruangan, seperti pot bunga ini. Selain itu juga terdapat produk kerajinan berupa perabot rumah. Seperti meja makan eksklusif yang dilapisi kulit kerang ini.

Proses pembuatan kerajinan dari kulit kerang cukup sederhana, namun memerlukan keterampilan khusus, dan sentuhan seni yang cukup rumit. Disinilah produk kerajinan kulit kerang dibuat.

Pembuatan kerajinan ini diawali dengan pengolahan bahan baku. Mula - mula kulit kerang dibersihkan. Lalu dimasukkan kedalam oven dan diberi campuran tertentu agar kulit kerang yang keras berubah menjadi lunak sehingga mudah diolah.

Setelah itu, barulah kulit kerang diolah menjadi berbagai produk kerajinan yang diinginkan.
Produk kerajinan kulit kerang disini dibedakan menjadi berbagai jenis produk. Diantaranya kerajinan kulit kerang murni. Kerajinan kombinasi kerang dengan teknik patry. Serta kerajinan kulit kerang yang dikombinasikan dengan fiber, produk kayu furniture.

Sedangkan ini merupakan produk favorit yang banyak disukai konsumen. Hiasan kulit kerang untuk gantungan pintu yang disebut Windcem.

Nah disinilah dapat dilihat produk kerajinan kulit kerang yang sudah jadi. Berbagai produk kerajinan ini tidak saja dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai Negara, seperti Australia, Hongkong, dan negara - negara Eropa Barat.

Untuk produk tujuan ekspor, diberi perlakuan khusus tergantung selera konsumennya. Seperti produk tujuan Italia banyak menggunakan kombinasi warna. Sedangkan produk tujuan Spanyol umumnya menggunakan warna -warna emas.

Lampu Hias Dari Kayu



Di tangan orang yang kreatif, barang apa saja bisa bernilai bisnis tinggi. Rudianto Handojo melihat peluang bisnis dari limbah kayu yang terbuang dengan menyulapnya menjadi lampu penghias ruang yang cantik dan indah. Produk bikinannya kebanyakan dihargai oleh kalangan ekspat.
Keindahan dan kemewahan sebuah rumah, bukan hanya terletak pada ukuran dan bentuk bangunannya melainkan juga pada bagaimana mengatur tata letak furniturenya dan furniture yang digunakan. Rumah yang berkonsep minimalis, misalnya, belum tentu berkurang keindahannya bila dibandingkan dengan rumah mewah berikut aneka furniturenya yang mahal dan bermerek terkenal, hanya karena menggunakan furniture “sederhana”.

Berkaitan dengan itu, kini banyak rumah berkonsep minimalis - ukuran bangunan tidak luas dan jumlah penghuninya tidak banyak - tapi ingin tetap terlihat indah dan nyaman, ditata dengan furniture “sederhana” tapi berfungsi ganda. Ambil contoh, lampu hias dari kayu limbah. Selain mampu menerangi setiap sudut ruangan, lampu-lampu artistik yang terbuat dari kayu (limbah) sengon, pinus, rami, sungkai, dan mahoni ini juga dapat memperindah ruangan-ruangan nan mungil sebuah rumah.
“Memang sejauh ini atau 70% peminat lampu hias kreasi saya ini masih kalangan ekspatriat. Karena, lampu-lampu semacam ini tidak mudah masuk ke suasana rumah orang zaman sekarang, yang lebih memilih produk-produk Da Vinci, misalnya. Lampu-lampu saya hanya diminati oleh orang-orang yang konsep rumahnya minimalis,” kata Rudianto Handojo, kreator lampu hias dari kayu limbah.

Rudy, begitu dia disapa, yang mulai “membisniskan” hobinya ini sekitar enam tahun lalu termasuk pencinta seni sejati. “Sebagai arsitek, tentu saya ingin membangun rumah yang bagus. Tapi, jika rumah yang bagus itu tidak dihias dengan bagus pula, maka ia tidak akan menjadi rumah bagus. Apalagi, bila tidak ditata dengan lampu yang bagus, keindahan sebuah rumah tidak akan tampak,” kata Rudy.

Sehubungan dengan hal itu, dia mencoba membantu membangun karakter sebuah rumah dengan elemen lampu hias seperti yang dia buat, yaitu lampu yang memerangkap cahaya. Lalu, dia biarkan cahaya itu mencari celah sendiri. Ketika akhirnya cahaya itu menemukannya, maka bentuk yang keluar adalah pantulan cahaya. “Ekspresi pantulan cahaya itulah, yang saya harapkan dapat membuat ruangan di mana lampu itu berada menjadi lebih bagus. Jadi, berbeda dengan lampu biasa yang memainkan cahayanya secara lepas,” jelasnya.

Untuk bahan bakunya, Rudy pun berburu sisa-sisa kayu sengon ke Sukabumi, limbah kayu rami di Klender, potongan-potongan tak terpakai kayu sungkai dari beberapa industri pembuatan furniture, dan sisa-sisa kayu pinus sebagai hasil pemotongan kayu legal yang dilakukan Perhutani. “Kayu-kayu ini warnanya terang atau muda, sehingga sangat bagus untuk memantulkan cahaya. Di samping itu, mereka itu jenis kayu lunak sehingga lebih mudah dibentuk,” ujarnya. Untuk aksentuasi, dia menggunakan kayu mahoni yang berwarna merah tua atau cenderung gelap.

Mengapa kayu? “Kayu itu mengandung unsur hangat. Selain itu, kayu di Indonesia bagus dan kita kaya akan jenis kayu. Jadi, mengapa tidak kita eksplor saja? Di sisi lain, saya menggunakan limbah sebab tidak ada yang menjual kayu dengan ukuran yang saya inginkan. Ada keterbatasan ketersediaan bahan baku,” kata Rudy yang terinspirasi oleh produk-produk IKEA (industri mebel dari kayu terbesar saat ini, red.) dan lampu buatan Skandinavia (negara penghasil kayu pinus terbesar di dunia, red.) “Unsur seni produk mereka sangat kuat, mirip dengan lampu yang saya buat,” jelasnya.

Lampu-lampu handmade ini dijual dengan harga Rp150 ribu–Rp900 ribu. Penetapan harga ini bukan terletak pada ukuran lampu, melainkan pada penggunaan bahan baku dan mood. “Dalam arti, kalau saya merasa kreasi saya ini indah meski gampang dibuatnya, ya, saya kasih harga mahal. Harga berdasarkan mood atau nilai seninya,” ucapnya. Dalam sebulan, Rudy yang menitipkan hasil karyanya di sebuah outlet di Kemang mampu menjual 5–15 lampu atau menerima pemesanan hingga 40 lampu. Karena itu, per bulan dia mencetak omset penjualan sekitar Rp20 juta.

Sabtu, 25 Oktober 2008

Kerajinan Kayu dan Bambu














Produk terbuat dari bahan-bahan kayu pilihan, di proses oleh tenaga ahli yang profesional dengan menggunakan mesin-mesin yang modern menjadikan produk ini berkualitas terbaik

Kerajinan kayu dan mebel kayu di Daerah Bengkulu kurang begitu banyak. Kerajinan kayu berbagai jenis dan berbagai desain banyak diproduksi di Bengkulu. Pada mulanya produk yang dihasilkan masih sebatas alat dapur dan alat rumah tangga namun dewasa ini sudah mampu dihasilkan berbagai benda hias dan barang kerajinan yang memiliki nilai tambah yang cukup besar. Produk-produk yang dihasilkan antara lain Mainan yang terbuat dari Bambu berbagai warna dan bentuk serta karakter dengan motif dekoratif.

Selain itu juga dihasilkan berbagai patung primitive dari daerah lain yang pasarnya ke luar Daerah. Selain itu juga dihasilkan Kayu yang di ukiru serta guci lukis maupun tempat perhiasan dari kayu.

Di Bengkulu selain kerajinan kayu juga berkembang mebel kayu baik jenis repro maupun desain baru dengan berbagai fungsi dan guna.


Jumat, 24 Oktober 2008

Kerajinan Perak




























Kerajinan ini terbuat dari perak. Pastilah sangat rumit dalam pembuatannya.
Industri kerajinan Perak dan perhiasan di Indonesia berkembang sangat pesat, tetapi kalangan pengrajin di tingkat bawah, menengah dan besar sangat membutuhkan mesin untuk menunjang usaha kerajinan tersebut, padahal saat ini mesin untuk industri skala kecil, menengah dan besar untuk kerajinan Perak dan perhiasan berharga sangat mahal, dan mayoritas harus di import dari negara Eropa bahkan China.

Kerajinan Porselin

















Kekreatifan masyarakat Bengkulu salah satunya adalah membuat berbagai kerajinan tangan dari porselin.

INDUSTRI kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Republik Indonesia menyadari ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam ekonomi global.
Karena itu, tidak hanya menekankan tentang pengembangan 14 kelompok industri kreatif nasional, melainkan pada pengembangan berbagai faktor yang signifikan perannya dalam ekonomi kreatif, yaitu sumber daya insani, bahan baku berbasis sumber daya alam, teknologi, tatanan institusi kelompok ekonomi kreatif dan lembaga pembiayaan yang menjadi komponen dalam model pengembangan.

Sebanyak 14 kelompok industri kreatif nasional adalah pertama, Periklanan, yakni kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu). Meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik.

Selain itu, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

Kedua, Arsitektur yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Mmisalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknikk dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

Ketiga, Pasar Barang Seni yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.

Keempat, Kerajinan yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya.

Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, perselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

Kelima, Desain yakni kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

Keenam, Fesyen yakni kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

Ketujuh, Video, Film dan Fotografi yakni kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

Kedelapan, Permainan Interaktif yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

Kesembilan, Musik yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

Kesepuluh, Seni Pertunjukan yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan. Misalnya, (pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
Penerbitan dan percetakan

Kesebelas, Penerbitan dan Percetakan yakni kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita.

Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materi, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

Kedua belas, Layanan Komputer dan Piranti Lunak yakni kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

Ketiga belas, Televisi & Radio yakni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

Keempat belas, Riset dan Pengembangan yakni kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi serta penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

Kerajinan Rotan











Ini merupakan kerajinan tangan yang terbuat dari rotan. Kerajinan tangan ini merupakan hasil karya masyarakat Bengkulu.

Kerajinan rotan telah memiliki pasar ekspor yang cukup besar, dan akan terus memiliki peluang pasar yang besar di luar negeri hal ini disebabkan :

  • Indonesia adalah salah satu negara penghasil rotan terbesar. Karena Indonesia memiliki hutan yang luas, dan rotan hanya akan tumbuh di wilayah yang masih banyak hutannya.
  • Proses pembuatan produk kerajinan rotan, furniture maupun accessories, yang kebanyakan berbentuk anyaman, mengandalkan kerajinan tangan dan hanya sedikit alat atau mesin yang digunakan. Dimana orang-orang Indonesia sudah memiliki keahliannya sejak jaman dahulu, dan terus berkembang hingga sekarang.
  • Tenaga kerja di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan negara-negara maju, sehingga membuat harga produk menjadi lebih kompetitif. Hanya negara-negara berkembang dan memiliki bahan baku rotan yang akan selalu menjadi kompetitor Indonesia seperti Vietnam, Myanmar, Thailand dan Philipina.

Namun, akhir-akhir ini kejayaan ekspor kerajinan rotan mendapat ancaman yang cukup besar justru datang dari pemerintah sendiri, di mana Kementerian Perdagangan membuat kebijakan tentang diperbolehkannya ekspor rotan mentah.

Analisa kerugian dan dampak negatif dari kebijakan Ekspor Bahan Baku Rotan (bahan mentah)

  • Tidak ada nilai tambah untuk ekspor rotan mentah, sebagaimana apabila rotan telah diolah menjadi produk seperti furniture dan aneka kerajinan lainnya. Yang tentunya akan memiliki nilai ekspor yang jauh lebih tinggi.
  • Tidak ada tenaga kerja yang bisa diserap, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan rotan. Karena proses pembuatan kerajinan rotan mengandalkan tangan manusia dan bukan mesin.
  • Mematikan atau melemahkan usaha pengrajin/produsen kerajinan rotan, karena akan kekurangan stok bahan baku rotan. Seperti yang pernah terjadi ketika rotan mentah diijinkan untuk ekspor, banyak pengrajin rotan yang ikut mati usahanya, karena kelangkaan bahan baku rotan.
  • Semakin melemahkan daya saing pengrajin/produsen/eksporter produk dari rotan Indonesia terhadap kompetitor dari Negara lain seperti China, Vietnam dan Malaysia. Hal ini disebabkan negara-negara kompetitor memiliki infrasruktur dan sarana untuk produksi dan perdagangan ekspor yang lebih maju serta dukungan kebijakan dari pemerintahnya, yang membuat produk bisa menjadi lebih murah di pasar internasional. Sementara pengrajin/produsen kita dibiarkan bersaing sendirian dengan sarana infrastruktur yang minim dan berbagai kebijakan pemerintah yang menyebabkan ekonomi berbiaya tinggi.
  • Ekspor rotan mentah ternyata juga tidak akan menaikkan harga rotan mentah di tingkat petani rotan, dan hanya akan menguntungkan para tengkulak (pengepul rotan mentah dari petani rotan). Karena tidak ada regulasi dari pemerintah tentang pengadaan barang dan harga rotan, serta petani tidak memiliki posisi tawar yang cukup baik untuk menaikkan harga rotan mentah terhadap tengkulak.

Usulan tentang sebaiknya yang dilakukan untuk pengembangan Kerajinan Rotan :

  • Melihat bahan baku rotan sebagai sebuah asset yang memiliki nilai strategis untuk menguasai pasar kerajinan rotan di dunia. Sehingga menjualnya ke luar negeri sebagai produk jadi merupakan sebuah kebenarann. Dan menjualnya dalam keadaan bahan mentah adalah sebuah kesalahan dalam konteks manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
  • Melihat rotan sebagai asset yang mempunyai nilai tambah dan sumber daya alam yang bisa membuka lapangan pekerjaan dan menarik investasi. Menarik investasi untuk pengembangan ekspor produk jadi rotan, bukan untuk ekspor rotan mentah.
  • Memperbaiki infrastruktur maupun sarana yang berkaitan dengan pengembangan produksi dan ekspor kerajinan rotan. Salah satu hal yang mendesak adalah membuat pergudangan untuk stok rotan yang dibeli dari petani rotan, sehingga akan berdampak pada :
    - Rotan tidak menumpuk pada petani
    - Menghilangkan penyelundupan rotan mentah ke luar negeri
    - Petani rotan di untungkan dengan harga dari pemerintah, dan bukan dari tengkulak.
    - Pengrajin/produsen rotan mudah mendapatkan bahan baku rotan.
  • Mengatasi ekspor illegal atau penyelundupan rotan mentah ke luar negeri, yang jelas-jelas merugikan bangsa dan rakyat Indonesia.
  • Membantu penelitian dan pengembangan bahan baku rotan agar tetap lestari dan berkelanjutan.

Kamis, 23 Oktober 2008

Golok Bengkulu


















Golok bengkulu
Bentuknya mirip pedang timur tengah namun tidak runcing di ujung. Gagang berbentuk tumpul dan ada juga yang berbentuk kepala binatang, ukuran panjang bilah antara 40-45 cm.

Untuk golok kelapa biasanya titik berat golok akan terbagi lebih besar ke ujung untuk mempermudah fungsinya, lebar bilahpun agak besar 3,5cm dekat gagang 5-5,5cm di tengah dan ujung ketebalan biasanya 4-5,5mm. bentuk gagang bervariasi dari berbentuk bulat hingga berbentuk kepala burung/macan. Baja yang dipakai biasanya dari per, namun pemanasannya biasanya kurang sehingga kualitas ketajamannya dikategorikan sedang.

Untuk golok sawah/kebun meski bilahnya agak lebih ramping namun titik beratnya sudah agak condong ke tengah, panjang bervariatif dari 30-35 cm, lebar antara 3-3,5 cm. gagang ada yang terbuat dari kayu maupun tanduk ketebalan 4-5 mm